Fakta dan Mitos Tentang Proses Pembuahan Janin


Bila Mama sedang merencanakan kehamilan, Mama pasti akan menambah ilmu dan mencari informasi dari berbagai sumber untuk meningkatkan peluang Mama untuk hamil. Tapi sebaiknya Mama tidak langsung mempercayai hal-hal yang Mama baca atau dengar, karena ada beberapa mitos tentang pembuahan dan usaha untuk hamil yang banyak dipercayai orang tapi kenyataannya tidak benar. Simak kebenaran dari mitos-mitos tersebut di bawah ini:

Mitos: Pembuahan akan terjadi lebih cepat bila Mama berhubungan intim di pagi atau siang hari dalam keadaan lampu menyala.
Fakta: Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa jumlah sperma lebih tinggi di pagi hari, tapi tidak ada bukti yang mendukung pernyataan bahwa hubungan intim harus dilakukan dengan lampu menyala.

Mitos: Berhubungan intim setiap hari meningkatkan peluang Mama untuk hamil
Fakta: Penelitian yang dilakukan New England Journal of Medicine (NEJM) menemukan bahwa tingkat kehamilan antara pasangan yang berhubungan intim setiap hari tidak berbeda dengan pasangan yang berhubungan intim tidak setiap hari. Jumlah sperma pria justru akan berkurang bila dia semakin sering berejakulasi. Yang lebih penting bukanlah berhubungan intim setiap hari, tapi berhubungan intim secara rutin selama masa subur Mama, yaitu 6 hari setelah ovulasi terjadi. Sebelum masa subur wanita, pria sebaiknya menghentikan ejakulasi untuk menunggu bertambahnya jumllah sperma. Kemudian hubungan intim sebaiknya dilakukan tidak lebih dari sekali sehari selama masa subur. Bila hal ini dilakukan, maka peluang hamil akan meningkat.

Mitos: Mama harus mengangkat bagian bawah tubuh Mama lebih tinggi dari kepala setelah berhubungan intim agar peluang kehamilan meningkat
Fakta: Penelitian menunjukkan bahwa Mama cukup berbaring telentang selama 5 menit setelah berhubungan intim untuk membantu proses pembuahan. Tidak ada posisi ekstrim yang perlu Mama lakukan untuk ‘membantu’ sperma mencapai telur dengan lebih cepat.

Mitos: Hubungan intim di awal masa subur akan membuahkan anak laki-laki, sedangkan hubungan intim di akhir masa subur akan membuahkan anak perempuan
Fakta: Studi yang dilakukan NEJM menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara waktu hubungan intim dengan jenis kelamin bayi. Bila Mama ingin mencoba membuahkan bayi dengan jenis kelamin tertentu, penelitian yang dilakukan Universities of Exeter and Oxford di Inggris mungkin bisa membantu. Penelitian ini menentukan bahwa bila calon Mama mengkonsumsi lebih banyak kalori pada masa pembuahan, lebih tepatnya 2200 kalori, maka peluang Mama untuk membuahkan bayi lak-laki menjadi sedikit meningkat.

Mitos: Naik sepeda akan mengurangi jumlah sperma Papa
Fakta: Bila Papa adalah atlit sepeda Olimpiade yang sering bersepeda dengan intensitas dan frekuensi tinggi, hal ini secara teori bisa terjadi, namun belum terbukti secara klinis. Tapi bila Papa hanya bersepeda untuk hiburan, Papa dan Mama tidak perlu khawatir

Mitos: Ovulasi terjadi 14 hari setelah menstruasi
Fakta: Pasangan yang berusaha mempunyai anak atau justru ingin menghindari kehamilan biasanya hanya mengikuti mitos ini untuk meningkatkan atau justru menghilangkan peluang kehamilan. Padahal menurut penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Environmental Health Sciences, hanya 30% wanita yang subur pada hari 10-17 siklus menstruasi mereka. Perhitungan ovulasi pada hari ke-14 bisa dijadikan patokan umum, tapi bukanlah cara paling efektif untuk memperkirakan masa subur.

Mitos: Pelumas buatan tidak mengurangi peluang kehamilan
Fakta: Pasangan yang sedang berusaha untuk memiliki anak biasanya berusaha meningkatkan frekuensi hubungan intim saat masa subur sang wanita. Pada saat seperti ini, pelumas buatan yang bisa didapatkan di apotik biasanya digunakan untuk membantu saat berhubungan intim. Padahal sebenarnya pelumas buatan justru bisa mengurangi peluang pembuahan. Kadar pH cairan vagina yang baik untuk pembuahan adalah antara 7.0 – 8.5. Tapi kebanyakan pelumas buatan yang bisa didapatkan di pasaran memiliki pH di bawah 7, yang bisa menghambat pergerakan sperma dan bahkan membunuh sperma. Karena itu, bila Mama sering menggunakan pelumas buatan saat berhubungan intim, carilah pelumas dengan kadar pH antara 7.0 – 8.5.

Mitos: Wanita harus mengalami orgasme saat berhubungan intim agar proses pembuahan terjadi
Fakta: Pembuahan tidak dipengaruhi sama sekali dengan orgasme atau tidaknya wanita saat berhubungan intim. Dengan kata lain, proses pembuahan masih bisa terjadi walaupun wanita tidak mengalami orgasme saat berhubungan intim. Tapi penelitian yang dilakukan oleh ahli biologi Inggris pada tahun 1990 menemukan bahwa kontraksi otot yang dialami wanita saat mengalami orgasme membantu menarik sperma pria dari vagina ke rahim, sehingga meningkatkan peluang sperma mencapai telur.

Setelah memilah mitos dan kebenaran tentang pembuahan, semoga usaha Mama dan Papa untuk hamil akan membuahkan keberhasilan dan impian Mama dan Papa untuk memiliki buah hati tercapai.

Original post Lactamil