Permasalahan Jaringan untuk Sistem Terdistribusi

Jaringan Terdistribusi - Komputer generasi awal sengaja dibentuk untuk bertemu dengan sedikit jaringan, dengan aplikasi yang relative simple. Aplikasi jaringan seperti file transfer, remote login, surat elektronik dan newsgroup masih mampu dijalankan. Kelanjutan dari pengembangan sistem terdistribusi dengan dukungan untuk aplikasi program terdistribusi mampu melakukan share file dan resource lain, selain itu mempunyai standar yang lebih tinggi dalam hal performance untuk untuk bertemu dengan berbagai macam aplikasi lain yang lebih interaktif dan kompleks. 

Semakin kedepan, dengan semakin berkembangnya komunikasi serta komersialisasi dari internet dan munculnya model-model baru yang digunakan, model-model tersebut meningkatkan kebutuhan secara drastis dalam hal realibility, scalability, mobility, security dan quality of service.
  
Performance, parameter performa jaringan yang paling diperhatikan adalah performa yang mempengaruhi kecepatan sebuah pesan individu dapat disalurkan antara dua komputer yang saling terhubung. Beberapa komponen parameter tersebut antara lain adalah latency dan data transfer rate.    
  • Latency, adalah jeda yang muncul setelah pengiriman dijalankan dan sebelum data mulai tersedia pada tujuan. Hal tersebut dapat diukur sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mentransfer pesan yang kosong. 
  • Data transfer rate, adalah kecepatan dimana data dapat dikirimkan antara dua komputer di dalam jaringan seketika setelah transmisi dilaksanakan, biasanya diukur dalam ukuran bits per second. 
Mengikuti berbagai macam definisi di atas, maka waktu yang dibutuhkan suatu jaringan untuk mengirimkan pesan yang di dalamnya terdapat beberapa bits data antara dua komputer dapat dirumuskan sebagai: 

 Message transmission time = latency + length / data transtfer rate

Persamaan di ats valid untuk pesan yang panjangnya tidak melebihi maksimum, ditentukan oleh teknologi network yang digunaan. Pesan yang lebih panjang disegmentasikan dan waktu transmisi adalah penjumlahan dari waktu ditambah dengan waktu untuk melakukan segmentasi. 

Transfer rate dari jaringan ditentukan oleh karakteristik fisikm termasuk dengan latency yang ditentukan oleh software, delay pada saat routing, dan load-dependent. Banyak pesan yang dikirimkan antara proses dalam sistem terdistribusi sangat kecil dalam ukurannya. 

Total system bandwidth, dari jaringan diukur dengan throughput – total volume dari trafik yang dapt dikirimkan melalui jaringan pada suatu waktu yang dibutuhkan. Dalam berbagai macam teknologi LAN Local Area Network, seperti ethernet, kapasitas transmisi total dari sebuah jaringan digunakan oleh setiap transmisi dam sistem bandwidth sama dengan data transfer rate. Tetapi pada WAN Wide Area Network pesan dapat ditransmisikan pada banyak channel secara simultan. Dan bandwidth total dari sistem tidak memiliki hubungan langsung dengan transfer data rate. 

Scalability, jaringan komputer adalah bagian yang tidak tergantikan pada infrastruktur peradaban modern. Perkembangan jumlah host komputer meningkat pesat dalam waktu dua puluh tahun terakhir. Potensi ukuran internet ke depan bisa di bandingkan dengan jumlah populasi total di muka bumi. Hal tersebut sama saja dengan beberapa juta node dan ratusan juta host yang aktif. 

Hal tersebut mengindikasikan perubahan besar dalam hal jumalah dan beban yang ditanggung oleh internet harus segera diatasi. Teknologi jaringan yang ada walau bagaimanapun tidak di desain untuk mampu mengatasi skala penggunaan bahkan untuk skala penggunaan sekarang ini. Tetapi internet tetap harus mampu bekerja secara baik. Beberapa substansi internet berubah, terutama pada hal pengalamatan addressing dan mekanisme routing yang di rencanakan mampu mengatasi peningkatan skala pertumbuhan internet.  

Tidak ada bentuk trafik yang tersedia untuk internet, tetapi dampak dari trafik pada performa internet dapat diukur dari latency komunikasi. Hal menarik dari pengalaman dan sejarah yang sudah ada dari lantency di dalam internet dapat ditemukan dalam www.mids.org. Dalam sebuah referensi berjudul „the world wide wait‟, referensi tersebut memperlihatkan bahwa latency telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, dari waktu rata-rata round sekitar 100ms menjadi 150ms. Tentu saja hal ini bervariasi antara satu tempat dengan tempat lainnya, dengan peak latency sekitar 400ms, tetapi mungkin saja hal tersebut bukanlah faktor utama yang menyebabkan delay muncul pada web user. Untuk mode aplikasi client-server sederhana seperti web, kita dapat memperkirakan pertumbuhan trafik secara proporsional dengan banyaknya pengguna yang aktif menggunakannya. 

Reability, banyak aplikasi mampu untuk memperbaiki diri dari kesalahan komunikasi dan oleh sebab itu tidak membutuhkan garansi error free communication. End to end mendukung sudut pandang bahwa komunikasi subsystem membutuhkan tidak mempunyai error secara total. Deteksi komunikasi yang error dan koreksinya biasanya dilakukan oleh software pada level applikasi. Reliability dari kebanyakan transmisi fisik biasanya sangat tinggi.  

Security, pertahanan level pertama yang diadopsi oleh banyak organisasi untuk mengamankan jaringan dan komputer adalah dengan menggunakan firewall. Firewall membuat batas pengamanan antara organisasi intranet dan jaringan lain yang ada dalam internet. Tujuan dari firewall adalah untuk melindungi resource di dalam semua komputer di dalam sebuah organisasi dari akses oleh pengguna dari luar yang dapat menggunakan, memproses dan mengontrol resource diluar dari firewall. 

Mobility, biasanya pengalamatan dan skema routing dari internet dan jaringan lain dibentuk sebelum adanya mobil device, meskipun mekanisme yang ada dewasa ini telah mampu digunakan dan diadopsikan untuk alat-alat tersebut, namun dengan semakin berkembangnya mobile divice, mekanisme ini membutuhkan ekstensi yang lebih. 

Quality of Service, applikasi yang mentransmisikan data multimedia membutuhkan bandwidth yang dapat diandalkan dan batas latency untuk channel komunikasi yang mereka gunakan. Beberapa aplikasi merubah kebutuhan mereka secara dinamis dan mengembangkan sistem quality of service. 

Multicasting, kebanyakan komunikasi dalam sistem terdistribusi antara bagian-bagian  pemroses, namun kadang-kadang juga membutuhkan model komunikasi one to many.